PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Gerakan Mujaddidin di India
Ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Syah Waliyullah diabad kedelapan belas diteruskan oleh anaknya Syah Abdul Aziz (1746 – 1823) ke generasi selanjutnya. Syah Abdul Aziz merupakan ulama terkemuka dizamannya. Ketika umumnya orang berpendapat bahwa belajar bahasa Eropa haram, ia memberi fatwa bahwa belajar bahasa Inggris bukan boleh saja, tetapi perlu untuk kemajuan ummat Islam India.
Salah seorang dari murid Syah Abdul Aziz, yang kemudian berpengaruh dalam gerakan melaksanakan ajaran-ajaran Syah Waliyullah adalah Sayyid Ahmad Syahid.
Terjadinya gerakan pembaharuan di India dilatarbelakangi oleh faktor kesenjagan perlakuan Inggris terhadap umat hindu dan umat Islam dalam sistem pemerintahan, serta kesemenah-menahan inggris terhadap rakyat India.
Sejak awal abad XVIII kekuasaan Islam Mongol yang berpusat di Delhi semakin merosot. Lemahnya kemampuan serta kewibawaan sultan tidak dapat mengahalangi kehendak para amir akan melepaskan diri dan berkuasa penuh diwilayah mereka. Selain itu kaum Brahmana mulai bergerak ingin membangun kembali kerajaan Hindu. Rakyat Maratha yang sebelumnya telah berulangkali memberontak dan bergerilya, akhirnya berhasil membebaskan diri dan mendirikan kerajaan Hindu yang merdeka di India Barat. Demikian pula golongan Sikh memenangkan pemberontakannya.
Islam di India pernah mengalami kemajuan dengan berdirinya kerajaan Mughal sebagai mana yang telah dialami oleh kerajaan Turki Usmani. Kedua kerajaan tersebut mengalami kejayaan antara tahun 1500-1700 M.
Banyak muslim dari negara-negara lain menawarkan diri untuk membantu kelompok mujahidin di Afghanistan, dan memperoleh pengalaman yang signifikan dalam perang gerilya. Pada periode ini, Mujahidin yang paling terkenal adalah Abdullah bin Azzam.
C. Ummat Islam India Mundur
Menurut Sayyid Ahmad, ummat Islam India mundur, karena agama yang mereka anut tidak lagi Islam yang murni, tetapi Islam telah bercampur-baur dengan faham dan praktek yang berasal dari Persia dan India. Ummat Islam India harus dibawa kembali keajaran Islam yang murni. Untuk mengetahui ajaran yang murni itu orang harus kembali ke Al-Qur’an dan Hadits. Dengan kembali kepada kedua sumber asli ini bid’ah yang melekat ke tubuh Islam akan dapat dihilangkan.
Untuk mengatasi hal ini Syah Waliyullah berpendapat bahwa sistem pemerintahan pada zaman khalifah yang empat harus dihidupkan kembali. Jadi, sistem pemerintahan absolut harus diganti dengan sistem yang demokratis.
Diantara tugas mereka yaitu mengumpulkan zakat utnuk pemerintahan imam dan mencari mujahidin untuk meneruskan jihad. Namun, sistem imamah yang didirikan oleh Sayyid Ahmad tidak bertahan lama, golongan Sikh menganggap gerakan Mujahidin mengancam kekuasaan mereka. Golongan Sikh dibantu oleh golongan-golongan non muslim seperti golongan Barakzai melangsungkan pertempuran di Balekot dan pada pertempuran inilah Sayyid Ahmad mati terbunuh.
Lebih terperinci ajarannya mengnai tahuid mengandung hal-hal berikut:
1. Yang boleh disembah hanyalah tuhan, secara langsung tanpa perantara dan tanpa upacara yang berlebih-lebihan.
2. Makhluk tidak boleh diberikan sifat-sifat tuhan, malaikat, roh, wali dan lain-lain, serta tidak mempunyai kekuasaan apa-apa untuk menolong manusia dalam mengatasi kesulitan-kesulitan. Mereka sama lemahnya dengan manusia dan sama terbatas pengetahuannya mengenai tuhan. Sunnah (tradisi) yang diterima hanyalah sunnah nabi dan sunnah yang timbul pada zaman khalifah yang empat. Kebiasaan membaca tahlil dan menghiasi kuburan adalah bidah yang menyesatkan dan harus dijauhi.
1. Sejarah Sekolah Deoband
Deobandi (Urdu: devbandi) adalah Islam Sunni Paham gerakan politik yang timbul dan memulai dari India dan Pakistan dan kemudian menyebar ke negara-negara lain, seperti Afganistan, Afrika Selatan, dan Inggris dengan kedatangan imigran dari Asia Selatan.
Nama Deobandi berasal dari kata “Deva” dan “Ban”, sebuah hutan belantara di bagian provinsi utara India, (Uttar Pradesh) India, di mana sekolah Darul Uloom “Darul ‘Ulum” Deoband yang didirikan oleh Maulana Qasim Nanautavi, Maulana Kifayatullah berada. Deobandi mengikuti fiqhAbu Hanifa dan Aqidah dari Abu Mansur Maturidi, secara historis Deobandi mengadopsi pemikiran Shah Wali-Allah, pembaharu Islam di anak benua India pada abad ke delapanbelas yang menggabungkan semua disiplin ilmu agama seperti: Teologi, ilmu Logika (Mantiq), Fiqh, Tasawwuf, Tafsir, Hadith dan Filsafat. Dalam tempo kurang lebih seratus tahun Madrasah Deobandi telah berhasil mencetak ratusan siswa yang ikut mengembangkan ilmu keislaman di Asia Selatan.
Deoband didirikan sebagai kontinuitas tradisi keilmuan dalam Islam serta respon terhadap kondisi lokal. Di India utara program reformasi agama pra munity pasca munity mendirikan perguruan pembaharuan Deoband pada tahun1867 oleh Maulana Muhammad Qasim.
Adapun Gerakan Da’wah yang berkiblat kepada Deobandi adalah gerakan Isya’at Tauhid Wassunnah, sebagai lembaga Da’wah yang didirikan oleh Maulana Hussain Ali pada tahun 1957 di Provinsi Punjab. Hingga saat ini jama’ah ini bekerja dalam penegakkan Tauhid dan penerapan Sunnah, serta menentang hal-hal yang dianggap bid’ah dan khurafat.
2. Kurikulum dan Pola Pendidikan
Kurikulum Deoband adalah berdasarkan silabus Indo-Islam abad ke-17 yang dikenal sebagai Dars Nizami. Kurikulum inti mengajarkan hukum Islam (syariah), hukum Islam (fiqh), spiritualitas Islam tradisional (tasawuf, yang merupakan fokus tasawuf), serta bidang lainnya beberapa studi Islam.
Sepeninggalan Sayyid Ahmad Syahid, gerakan intelektual melawan kolonial Inggris terus dilakukan oleh para pengikut Sayyid Ahmad Syahid. Pada tahun 1857 madrasah Deoband melalui Mawlana Muhammad Qasim Nanantawi dan Mawlana Ishaq, seorang cucu dari Syah Abdul Aziz ditingkatkan menjadi perguruan tinggi dengan nama Darul Ulum Deoband.
Ide-ide Syah Waliullah yang kemudian ditonjolkan oleh sayyid Ahmad Syahid dan gerakan Mujahidin, itulah menjadi pegangan bagi Deoband.
Ide-ide itu meliputi:
• Bidang agama, pemurnian ajaran Islam India dari paham-paham salah yang dibawa tarekat dan dari keyakinan animisme lama dan pemurnian dari perkatek keagamaan seperti bid’ah.
• Bidang politik dan pendidikan, Deoband mengambil sikap anti Inggris. Sikap anti inggris ini dilator belakangi oleh para pendiri deoband mayoritas pemuka gerakan mujahidin. Mereka mendirikan deoband untuk menentang pendidikan sekuler inggris dan juga sebagai reaksi terhadap usaha kristenisasi di India.
Banyak sekolah-sekolah Islam modern di India, Bangladesh dan Pakistan dan baru-baru di Afghanistan, Inggris, Amerika Serikat, Afrika Selatan – serta diratusan tempat lain di seluruh dunia berafiliasi, atau teologis terkait, untuk Darul Ulum Deoband . seminari Terkenal telah ditetapkan oleh lulusannya, misalnya Nadwatul Ulama di Lucknow, Madrasah In’amiyyah Camperdown, dekat Durban di Afrika Selatan, dan tiga seminari penting di Pakistan, yaitu. Darul Ulum Karachi, Jamiah Ashrafia Lahore, dan Jamia Zia-ul-Quran (masjid Bagh-wali Al-maroof), Faisalabad.
Gerakan Kemerdekaan India Dalam pertemuan Jamiat Ulema-e-Hind di Calcutta, pada tahun 1926, para peserta termasuk lulusan Darul Ulum, Deoband dan mereka mendukung kelompok yang menyerukan kemerdekaan lengkap India dari pemerintahan Inggris. Kongres Nasional India adalah untuk mendeklarasikan kemerdekaan lengkap tujuan tiga tahun kemudian, dalam sidang di Lahore.
Kebebasan terkenal tempur Khan Abdul Gaffar Khan, yang mengunjungi Darul Ulum selama kunjungannya ke India pada tahun 1969, telah berkata : “Saya telah memiliki hubungan dengan Darul Ulum sejak saat Syaikh-ul-Hind, Maulana Mehmud Hasan, adalah hidup. Duduk di sini, kami digunakan untuk membuat rencana untuk gerakan kemerdekaan, bagaimana kita bisa mengusir Inggris dari negara ini dan bagaimana kita bisa membuat India bebas dari bentuk perbudakan dari Raja Inggris. Lembaga ini telah melakukan upaya besar untuk kebebasan negara ini “.
Penerapan gerakan Mujahidin dalam kehidupan dan pendidikan sangat banyak, diantaranya Syah Waiyullah menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Persia supaya mereka tidak hanya membacanya tetapi juga memahami apa isi dan maksudnya. Kita bisa ambil kesimpulan dari kalimat diatas bahwa kita perlu menerapkan hal seperti itu jika kita ingin memahami Al-Qur’an.
Hal lain, ialah pemikiran dan ide-ide beliau yang cemerlang sehingga diadopsi oleh sekolah Doeband. Harus kita ikuti dan jadikan contoh sebagai cerminan bahwa kita harus menjadi seorang pembaharu minimal di daerah kita sendiri.